Menunggu atau Meninggalkan?

Jatinangor, 23 Desember 2018



Apa kabar kamu? Apakah baik-baik saja tanpa kehadiranku?

Aku hanya bisa mengucap kata "maaf"

Maaf, aku tidak bisa menghubungimu seperti layaknya pasangan lain.

Maaf, aku tidak bisa ada disaat kamu membutuhkan.

Maaf, aku selalu membuatmu khawatir dengan keadaanku.

Maaf, aku tidak selalu ada disampingmu.

Maaf, aku lebih mementingkan diriku sendiri.

Apakah kamu mau menunggu atau meninggalkan dengan permintaan maaf yang aku berikan?

Kehidupanku memang sudah berbeda. Tidak seperti yang kamu kenal saat itu.

Kehidupan yang mungkin menurut kamu tidak wajar seperti layaknya kehidupan yang kamu jalankan, tapi ini pilihanku.

Pilihan untuk membuat diriku menjadi lebih baik lagi.

Pilihan untuk membuat negara ini menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada waktu untuk bersenang-senang, sayang.

Aku sudah berjanji dengan diriku dan tempat dimana aku ditempa saat ini, untuk mengabdi dengan ikhlas dan memberikan yang terbaik kelak untuk negara ini.

Kamu boleh marah denganku, tapi jangan pernah marah dengan tempat dimana aku sekarang ada.

Kamu boleh menghinaku, tapi jangan pernah menghina tempat dimana aku sekarang ada.

Kamu tidak tau bagaimana rasanya, sayang. Separuh jiwa hidupku sudah aku berikan kepada tempat dimana aku ada. Tempat dimana menjadi saksi hidupku.

Kamu boleh menungguku, tetapi jangan memaksaku untuk selalu hadir di dalam kehidupanmu

Atau

Kamu boleh meninggalkanku, aku tak apa. Aku rela. Lebih baik kau mencari seseorang yang selalu hadir untukmu dan bisa mengikuti kemauanmu saat ini hingga nanti. Jangan mengharapkanku sayang.

Aku hanya ingin menyampaikan padamu sayang.

Jatinangor adalah tempat dimana aku bersama ribuan orang lainnya menghabiskan waktu remaja kami.

Kami memang berbeda.

Jatinangor adalah tempat kami untuk mengabdi pada negara ini. Segala keluh kesah hanya bisa kami simpan di dalam hati masing-masing.

Tempat dimana Lembah Manglayang memanggil untuk menjadikan abdi negara yang setia.

Perjuangan remaja yang kami lalui hanya untuk negara.

Banyak kejadian yang kami hadapi dan kami melakukan itu bersama-sama.

Lapangan Parade yang menjadi saksi memulai dan mengakhiri semua hanya untuk negara.

Kami bahkan rela jauh dari keluarga, tidak hanya denganmu saja. Demi menjadi abdi praja yang setia pada negara.

Kami mengerti bagaimana khawatirnya kamu dan keluarga kami. Tetapi, ini sudah menjadi pilihan kami.

Tangisan rindu dan bahagia pun ada di tempat ini yang menjadi saksi panjang perjalanan kami.

Jatinangor adalah tempat kami memulai serta mengakhiri untuk menjadi abdi negara.

Jatinangor tempat yang menjadi sejarah hidup kami yang berbeda.


Semoga apa yang aku katakan itu bisa membuatmu mengerti dengan keadaanku.

- Salam sayang dari Jatinangor.




Nb : Tulisan ini saya persembahkan untuk Praja IPDN yang sedang menuntut ilmu di Jatinangor dan memberikan kehidupan remaja yang berbeda. Saya menulis ini karena merasa termotivasi dengan mereka yang rela jauh dari keluarga dengan komunikasi yang mungkin tidak semudah mahasiswa/i di kampus lain untuk memberikan kabar. Salam dari sebuah kampus di daerah Buah Batu, Bandung.

- Farida

Comments