2017
Pada
malam itu aku merasakan sepinya malam. Seolah-olah tanpa kehidupan, sepi, sunyi
dan senyap tanpa suara yang aku dengar.
Malam
telah berganti, saat itulah aku mencoba membuka malamku yang sepi, melangkah
untuk menghadapi bayangmu yang selama ini aku rasakan begitu lamanya. Aku
khawatir apa yang aku lakukan ini salah? Aku merasakan bimbang yang begitu
hebatnya, dikala aku mencoba menyentuh bayangmu tetapi ada rasa takut yang
menghampiri pikiran dan perasaanku. Aku tidak yakin untuk mengatakan sepatah
kata itu untukmu, mencoba menyapamu setelah sekian lama kita tidak saling
menyapa karena suatu hal, mungkin kamu melupakannya karena saat itu kita hanya
seorang anak kecil yang belum mengerti apa itu perkenalan.
Ketakutan
yang aku rasakan selama ini aku mencoba melawannya, dengan sepatah kata yang
aku ucapkan di saat itu. Aku mencoba memulai semua dari awal, melupakan
kisah-kisah terdahulu kita sebagai anak kecil yang belum mengerti apa-apa.
Sampai saatnya aku bisa menyentuh bayangmu yang aku rasakan selama ini.
Bayangmu menjadi objek nyata yang aku rasakan. Tentu bukan hanya ilusi yang
selama ini aku ciptakan tetapi ilusi yang nyata dan bisa aku rasakan. Dari
sepatah kata yang aku ucapkan untukmu, membuat semua menjadi kenyataan.
Hari
berganti, jam menjadi menit, menit menjadi detik, dan detik pun menghitung
semua yang kita lakukan saat itu. Tanpa ada cobaan yang datang kepada kita.
Sampai saatnya cobaan itu datang kepadaku. Aku bertanya kepadamu, dan kamu
menjawab tidak salah jika aku kenal denganmu.
Aku
mencoba melawan semuanya tanpa kamu ketahui bagaimana hancurnya perasaanku saat
itu. Marah kepada diriku sendiri, karena aku merasa yang aku lakukan itu salah.
Aku benci terhadap diriku sendiri, karena telah mengenalmu kembali di saat yang
tidak tepat. Jika dahulu aku berani, mungkin semua tidak akan seperti ini.
Aku
berusaha baik-baik saja di hadapanmu, aku tidak tahu cara menceritakan semua,
hanya bingung dan kekacauan hatiku saja yang aku rasakan.
Aku
akan bertanya kepadamu sekarang “Apakah Tuhan salah mempertemukan kita kembali
untuk kedua kali?”. Tolong jawab itu semua, aku butuh jawaban.
Hari
demi hari berganti, aku mencoba menjadikanmu kembali sebagai bayangan yang aku
rasakan dahulu, mencoba membuatmu menjadi ilusi masa lalu yang aku bayangkan.
Aku tidak mengerti akan semua ini, rencana Tuhan yang begitu indah, dan
menciptakan setiap kejadian menjadikan pelajaran hidup untuk aku dan kamu.
Rencana yang begitu indahnya sampai aku bisa melupakanmu sebagai objek nyataku,
karena itu semua akan menyakiti perasaanku.
Aku percaya bahwa takdir Tuhan tidak pernah
salah dan ada kisah di balik itu semua, termasuk kisah antara aku dan kamu saat
ini atau nanti di masa depan.
Karena
semuanya adalah takdir Tuhan.
Farida Anggun C. | 26/03/2017
Comments
Post a Comment