2016
“Ito” Panggil cewe yang sedang berada di hadapannya ini.
“Iya Net?” Jawab Ito
“Anet mau ngomong, tapi gimana ya” Katanya dengan ragu
“Sok ngomong aja Net” Jawab Ito sambil menatapnya.
“Kita gimana To?” Tanyanya kembali.
“Gimana apanya Net?” Jawab Ito dengan bingung.
Anet’POV
Jujur gue takut buat tanya ke Ito, tapi gue harus berani
demi perasaan gue.
“Gimana apanya Net?” Tanyanya dengan wajah bingung
“Euhm.... Soal hubungan kita. Jujur Anet ga nyaman kaya
gini” Kata gue dengan ragu untuk menjawabnya.
“Anet, maaf sebelumnya Ito gamau Anet kaya gini, jujur
Net. Ito ngerasa bersalah sama Anet, Ito mainin perasaan Anet, Ito tau Anet
cemburu sama Zia tapi Anet ga pernah tunjukkin rasa itu ke Ito, jadi Ito cuma
tau dari Hafizh, Denta, Aqil, dan temen-temen Ito yang lain. Maaf sekali lagi,
Ito gaada maksud buat Anet sakit hati, gaada maksud sama sekali. Tapi maaf,
kita break dulu aja, Ito mau
intropeksi diri Ito selama ini yang Ito udah lakuin ke Anet, Ito tau Anet ga
nyaman sama kehadiran Zia kan. Ito tau, tapi kalau Ito mejauh dari dia Ito yang
harus menjauh juga dari Anet. Dia punya ALL
Net, Maminya Zia bilang ke Ito suruh jadi penyemangat hidup dia di
saat-saat dia lagi terpuruk dengan penyakitnya, jadi Ito di kasih pilihan yang
sulit buat diri Ito sendiri. Maaf Net” Jawabnya panjang lebar
Ya bener apa yang di bilang Denta. Sakit, marah, kecewa jadi
satu yang gue rasain.
Sakit karena gue baru pertama kali ngerasain namanya di
putusin cowo yang gue sayang, bukan putus sih tapi berhenti komunikasi untuk
beberapa saat yang tidak di tentukan.
Marah, gue pingin marah ke Ito ngeungkapin semuanya tapi
gue gabisa dan marah gue lewat nangis, yap sekarang gue nangis di depan dia.
Kecewa? Rasa yang paling gue benci, rasa yang ngehilangin
kepercayaan gue ke Ito untuk saat ini.
“Oh yaudah gapapa, Anet mau pulang dulu. Makasih ya udah
ngeluangin waktu buat Anet” Kata gue sambil senyum ke dia.
Comments
Post a Comment